Penyair Tanpa Musik

Penyair Tanpa Musik

Penyair Tanpa Musik

 

Beberapa abad yang lalu terlahir penyair atau sastrawan, tepatnya pada bulan Rajab tahun 150 H (Tahun 767 M) namun beliau tidak pernah untuk mengabdikan dirinya sebagai penyair yang diiringi dengan musik. Beliau adalah Imam Syafi’I yang sudah mengarang kurang lebih 113 kitab. Kitab-kitab yang beliau karang di antaranya adalah kitab yang meliputi tentang; Fikih, Tafsir, Tasawwuf, Adab Dll.

Pada suatu hari ada orang bertanya kepada beliau:

Fulan: Kalau boleh saya bertanya, katanya Anda adalah orang yang alim, cerdas, bisa mengarang syair, dan tergolong sebagai sastrawan? Dan katanya Anda hafal 10.000 bait syair dari bani Hudzail? Tapi, mengapa Anda tidak pernah mengarang syair lalu diiringi dengan musik, padahal Anda pandai membuat syair yang indah, bahkan bisa mengalahkan penyair ternama, Labied?

Beliau: Inilah pilihan. Semua manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, kalau ditanya mengapa aku tidak pernah mengarang syair yang Anda maksud itu karena aku tidak suka dengan hal-hal yang identik dengan permainan (La’bun), seperti musik yang Anda tanyakan. Pun juga aku hanya ingin hidupku ini dikhidmatkan pada hal-hal yang bernilai ibadah. Jadi, bagiku mengarang syair serta diiringi musik itu seakan tiada gunanya baik di dunia atau di akhirat, karena pekerjaan yang demikian tidak akan mendapatkan ridlo dari Allah.